Rabu, 24 Oktober 2012

Qurban Dalam Bingkai Tasawwuf



Semua ibadah bertujuan menjadikan seorang hamba menjadi BERSERAH DIRI Seperti halnya juga dengan Qurban, didalamnya adalah bentuk perserahan diri kepada Alloh SWT.


Salah satunya muatannya adalah, dengan berqurban ini merupakan bentuk penyerahan diri kita karena kita menyadari bahwa yang mengatur rizki dan jiwa kita adalah Allah - Ar Razaq. Dan tiadalah kita arogan merasa bahwa
rizki yang kita miliki adalah hasil jerih payah kita dalam bekerja.

Disini juga merepresentasikan ZUHUD salah satu komponen BERSERHA DIRI.
Dimana kita tidak meletakkan harta di hati tetapi meletakkan harta ditangan.

Karena seorang sufi yang zahid bukanlah seorang yang tidak boleh mencari harta kekayaan dunia.
Silakan mencari sebanyak-banyaknya, tetapi tidak meletakkannya di hati tetapi di tangan.
Sehingga ketika terjatuh tidak menyebabkannya bersedih...

Tidak sedih ketika kehilangan harta.
Tidak lupa diri dengan banyak harta.
Tidak lupa bahwa sebahagian harta Allah titipkan untuk orang-orang
disekeliling kita yang berhak menerimanya.

Muatan lain, adalah representasi kesiapan kita untuk mengorbankan jiwa kita.
Meyakini bahwa segala seuatu (yang menyangkut jiwa kita dan keluarga kita)
adalah diatur oleh Allah - Al Mu'min, Al Muhaymin.

Tidak mengeluh dalam segala permasalahan.
Tidak mengeluh dengan penyakit.
Bersedia keluar dari dominasi hawa nafsu dan syahwat.

Dan (mungkin) banyak lagi muatan yang saya tidak ketahui.

Sehingga Allah mengatakan : "Bahwa dengan Qur'ban bukanlah darah atau daging yang dilihat-Nya tetapi ketaqwaan".
Dan rasulullah bersabda : "Barangsiapa tidak berkurban padahal ia mampu,
maka janganlah ia mendekati masjid-masjid ku".

Contoh diatas merupakan pengejawantahan : Tauhid- Syariat Lahir - Syariat
Bathin.

Wallahu'alam 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

monggo dikoment